Dirut dan Komisaris PT. Bir Ali Terobos Desa Terisolir Aceh Utara, Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir
- 08-Des-2025 | 09:48:04
- Administrator
Aceh Utara- Hujan deras yang mengguyur Aceh dan sebagian Sumatera Utara lebih dari sepekan lalu meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Aceh Utara. Banjir besar yang memutus akses jalan, merendam permukiman, dan menyeret kayu-kayu gelondongan dari hulu kecamatan telah menorehkan duka.
Lebih dari 112 warga meninggal dunia, 163.985 jiwa terdampak, dan 115.018 jiwa mengungsi di 447 titik penampungan. Banyak desa yang hingga hari ini masih terisolasi karena jalan tertutup lumpur, bebatuan, dan patahan jembatan yang putus diterjang arus.
Dalam situasi darurat itu, sebuah aksi kemanusiaan dari dunia usaha menjadi sorotan: Direktur Utama PT. Bir Ali Tour and Travel sekaligus Komisaris, H. Samsul Bahri, SE, bersama Hj. Niralisma Zirwita, SHi, turun langsung menembus medan ekstrem untuk menyalurkan bantuan makanan siap saji kepada warga yang belum tersentuh logistik apa pun sejak banjir melanda, Minggu (8/12).
Perjalanan tim Bir Ali bukan perjalanan biasa. Mereka mengendarai Mitsubishi Pajero Sport dengan bak belakang penuh muatan seperti beras, makanan siap santap, air mineral, minyak goreng, selimut, dan kebutuhan mendesak lain. Mobil berkali-kali terguncang keras saat melewati jalur berlumpur dengan batang-batang kayu berserakan, batu-batu besar yang terbawa arus, serta retakan jalan yang menganga.
Pada beberapa titik, tim harus turun, menyingkirkan balok kayu dan mengisi lubang-lubang dalam dengan pecahan papan agar kendaraan dapat lewat.
“Susah bang, sudah seminggu kami tidak dapat bantuan apa pun. Makan sekali sehari pun kadang tidak cukup,” kata seorang ibu pengungsi di sebuah dusun yang seluruh dapurnya hilang terseret banjir.
Kondisi seperti itu pula yang membuat PT. Bir Ali memutuskan untuk turun langsung. Bantuan ini berasal dari donasi mitra, relasi, dan dana kemanusiaan internal PT. Bir Ali. Menurut Samsul Bahri, pihaknya tidak ingin menunggu sampai situasi pulih, sebab ribuan warga berada dalam kondisi rentan kelelahan, kelaparan, dan kesulitan air bersih.
“Kalau jalan rusak, kita harus cari cara. Kalau jalur putus, kita harus putar. Yang penting bantuan sampai. Ada anak-anak, ada orang tua, ada ibu hamil yang butuh makan hari ini, bukan besok,” ujar Samsul Bahri setelah turun langsung membagikan paket bantuan.
Di salah satu desa terpencil Kawasan Pedalaman Kabupaten Aceh Utara, tepatnya di Kecamatan Langkahan, warga yang sudah berhari-hari terputus komunikasi tak kuasa menahan tangis ketika melihat tim Bir Ali datang. Seorang lansia bahkan memeluk Niralisma sambil berucap lirih, “Alhamdulillah nak… kami sudah hampir putus asa.”
Selama lebih dari seminggu, tim PT. Bir Ali terus bergerak dari satu desa ke desa lainnya. Mereka mendatangi lokasi yang bahkan relawan lokal pun sulit menjangkau akibat rusaknya jembatan dan longsor di beberapa titik. Tim kecil itu bekerja tanpa sorotan, tanpa protokol, hanya berbekal keinginan kuat untuk memastikan warga terpencil tidak dibiarkan kelaparan.
Kondisi di lapangan memperlihatkan betapa krisis benar-benar merata. Banyak warga tidur di balai desa dengan alas seadanya, anak-anak batuk karena udara lembap, dan ibu-ibu memasak di tungku darurat menggunakan kayu basah. Ketiadaan listrik dan jaringan internet membuat beberapa desa benar-benar gelap secara harfiah dan emosional.
Aksi PT. Bir Ali ini menuai apresiasi dari warga dan relawan di lapangan, terutama karena fokus mereka menjangkau lokasi-lokasi yang belum tersentuh bantuan. Meski pemerintah dan lembaga kemanusiaan sudah turun, luasnya wilayah terdampak membuat sebagian besar pengungsi masih membutuhkan dukungan.
Bagi warga yang menerima bantuan, kehadiran Dirut dan Komisaris PT. Bir Ali bukan sekadar distribusi logistik. Itu menjadi tanda bahwa ada yang peduli, ada yang datang, ada yang memikirkan mereka di tengah bencana yang merenggut banyak nyawa dan menghancurkan rumah serta penghidupan.
Bagi PT. Bir Ali sendiri, aksi ini bukan urusan popularitas. Seperti disampaikan oleh Niralisma Zirwita, “Kami hanya ingin memastikan saudara-saudara kami tidak ditinggalkan.”
Di tengah lumpur yang menenggelamkan jalan, kayu-kayu gelondongan yang menghalangi jalur, dan bebatuan besar yang berserakan, tim Bir Ali tetap melaju membawa lebih dari sekadar bantuan. Mereka membawa harapan.
Jika ingin, saya bisa membuat versi cetak surat kabar atau versi foto caption untuk dokumentasi lapangan.(Mukhlis)

KOMENTAR (0)